BUMNREVIEW.COM, Jakarta – Produk IFG Life yang baru di tahun ini akan diluncurkan oleh pihak perseroan untuk menggenjot bisnis asuransinya.
Totalnya ada sebanyak 26 produk IFG Life baru berbasis proteksi yang akan dirilis dengan tarif yang kompetitif dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan pasar.
Plh Head of Corporate Secretary IFG Life Mahendra Djoko Prasetyo mengatakan, pemasaran produk baru ini akan dilakukan melalui platform digital agar bisa lebih mudah dan transparan.
“Kami akan melakukan pengembangan produk IFG Life dengan menciptakan produk yang berorientasi pada konsumen berbasis proteksi. Produk ini akan kita pasarkan secara digital agar bisa menembus penetrasi pasar secara lebih luas,” ujar Mahendra, Selasa (1/3/2022).
elain fokus mengebut pembayaran polis kepada eks Jiwasraya, di tahun 2022 ini PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) akan meluncurkan
Ia menjelaskan, pada bulan Januari lalu IFG Life telah meneken perjanjian tentang Kerjasama Bancassurance dan Asuransi Kesehatan dengan PT BTN dan dan PT Asuransi Jiwa IFG.
Kemudian menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia dan PT Asuransi Jiwa IFG dalam hal pengembangan produk asuransi kesehatan kumpulan.
Dalam hal ini, Bank BTN, IFG Life akan mempersiapkan produk-produk proteksi bagi nasabah BTN, sementara Mandiri Inhealth fokus produk asuransi bersama yang dipasarkan secara ritel.
“Semua produk kerjasama ini izinnya sedang diproses, kami juga sudah melakukan sosialisasi bagi para marketing ntuk mempersiapkan pemasaran produk kerjasama ini,” ungkapnya.
Mahendra mengatakan, saat ini pihaknya fokus pada tiga pilar bisnis, yaitu bisnis baru dari lini kesehatan maupun asuransi jiwa, optimalisasi portofolio eksisting dan rencana konsolidasi Holding BUMN.
Belajar dari Masa Lalu
Menurutnya pembentukan Holding IFG dan ekosistem BUMN sangat penting karena akan memberikan kemudahan dalam hal kolaborasi dan sinergi dengan sesama perusahan pelat merah.
“Kalau sudah berada di satu holding tentu akan membuka peluang bagi kami untuk mengembangkan bisnis asuransi ke depan. Untuk tahun ini, kami akan fokus menerapkan strategi investasi yang berbeda dari PT Jiwasraya untuk mencegah gagal bayar,” kata Mahendra.
Sementara Direktur Keuangan dan Investasi IFG Life, Farid Azhar Nasution mengatakan, pihaknya selalu memperhatikan prinsip liability-driven investment (LDI) dalam pengembangan bisnis.
Salah satunya dengan menjalankan investasi berdasarkan karakteristik kewajiban polis tiap-tiap produk IFG Life yang dijual perseroan.
Pihak IFG Life kini belajar dari kasus Jiwasraya yang dulu menjalankan satu fund untuk seluruh produk asuransinya, dan ternyata sistem itu gagal.
“Kalau kami tidak demikian, tapi setiap produk IFG Life dibuatkan asset liability management. Jadi perusahaan akan mengidentifikasi karakteristik kewajiban dari tiap produk agar membuat tiap produk memiliki back-up asset yang sesuai dari sisi durasi maupun likuiditasnya,” tutupnya. []