Jakarta – Saham ASDP akan dilakukan penawaran umum perdana (IPO) oleh pihak perseroan pada tahun ini.
Rencananya IPO PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) ini akan dimulai di kuartal IV, yaitu Oktober hingga Desember 2022.
Sebelumnya BUMN ini sudah merencanakan IPO saham ASDP di awal tahun, namun rencana tersebut ditunda karena memperhatikan fluktuasi pasar yang terjadi saat ini.
Direktur Keuangan, Teknologi Informasi, dan Manajemen Risiko ASDP Indonesia, Ferry Djunia Satriawan mengatakan rencana IPO masih tetap berproses.
Ia menyebutkan, persiapan IPO saham ASDP sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2021 lalu sebagai upaya untuk meraup dana bagi keperluan perusahaan.
“Sampai sekarang tetap kita proses dan masih berjalan sesuai jalurnya, diharapkan program ini bisa terealisasi di kuartal keempat tahun 2022,” jelas Ferry Djunia dalam keterangannya, Minggu (6/3/2022).
Ferry menjelaskan, dalam pelaksanaan IPO ini, pihak perseroan akan tetap memperhatikan berbagai hal penting, seperti kondisi pasar, strategi dan pengambilan waktu yang tepat.
Hal ini perlu dilakukan mengingat ada beberapa entitas BUMN yang juga akan memulai penawaran umum perdana dan masuk ke pasar modal.
Dengan langkah ini, PT ASDP menargetkan akan meraup dana segar di kisaran Rp3,5 triliun hingga Rp4 triliun.
“Dana ini akan kami gunakan untuk menjalankan berbagai strategi usaha untuk mewujudkan mimpi ASPD sebagai perusahaan transportasi kelas dunia,” kata Ferry.
Beberapa langkah yang dimaksud, di antaranya menambah fasilitas kapal, pelabuhan dan dukungan fasilitas lainnya guna mendukung pencapaian target kinerja selama 5 tahun ke depan.
Ia pun berharap penawaran saham ASDP di pasar modal akan memberikan kemampuan keuangan berkesinambungan yang mandiri dan efisien.
Dengan begitu BUMN sektor transportas ini mampu memimpin di bidang usahanya, termasuk di pasar modal.
Untuk diketahui, saat ini PT ASDP menjalankan dua inti bisnis yaitu operator kapal penyeberangan pengelolaan pelabuhan.
Sebagai operator kapal, BUMN ini menguasai pangsa pasar terbesar di Indonesia yaitu 29 persen dan mengelola sebanyak 34 pelabuhan penyeberangan yang terintegrasi.
Ferry berharap, dengan pertumbuhan fundamental dan pengembangan usaha pelengkap yang baik, akan berdampak pada kinerja perusahaan yang positif. []