Bank Metaverse Bakal Digarap BUMN, Ini Kata OJK!

BUMNREVIEW.COM, Jakarta – Bank Metaverse digadang-gadang akan menjadi satu bidang baru di industri perbankan tanah air.

Beberapa bank BUMN bahkan sudah menyampaikan niatnya untuk serius menggarap bank metaverse di tahun ini.

Sebelumnya, Bank BRI dan BNI mengumumkan akan memperluas layanan bisnisnya dengan merambah ke dunia virtual tersebut.

Namun rencana tersebut langsung mendapat warning alias peringatan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengapa?

OJK menyampaikan peringatan kepada perbankan di Indonesia untuk tidak melakukan bisnis yang spekulatif, salah satunya menjalankan usahanya di dunia metaverse.

Deputi Komisioner Humas dan Logistik Otoritas Jasa keuangan (OJK) Anto Prabowo mengatakan jika ada bank yang ingin menjalankan sebuah usaha yang sifatnya spekulatif jelas tidak cocok.

Alasannya, lebih dari 50 persen pangsa pasar perbankan di Indonesia masih dikuasai bank BUMN yaitu BNI, BRI, BTN dan Bank Mandiri yang tergabung di Himbara.

Kemudian 80 persen dari sistem keuangan di Indonesia sampai saat ini juga masih bergantung pada sektor perbankan.

“Jadi Bank Himbara punya peranan sangat penting di dalam perekonomian Indonesia, selain itu bisnis perbankan juga sudah diatur dalam Undang Undang Nomor 10 tahun 1998, jadi menghadapi dinamika ini harus menyesuaikan dengan aturan-aturan tersebut agar perbankan jangan sampai kebablasan,” kata Anto, Rabu (23/2/2022).

Dalam UU Perbankan tersebut, Anto menjelaskan bank komersial menghimpun dana pihak ketiga yang bersifat jangka pendek.Sementara usaha yang sifatnya spekulatif umumnya dilakukan oleh investment bank, yang sumber dayanya berbeda dengan bank, dan investment bank juga bisa menempatkan dana dalam waktu yang lebih panjang.

 

Waspada Serangan Siber!

Terkait rencana masuk di bank metaverse, Anto mengatakan ada beberap hal yang harus dipersiapankan dan diantisipasi, yaitu bahaya keamanan siber.

Menurutnya serangan siber bisa membahayakan nasabah perbankan di dunia virtual karena belum punya pemahaman yang mendalam.

Maka sistem keuangan digital berbasis metaverse ini harus benar-benar dipersiapkan dalam hal infrastruktur dan juga pemahaman literasi keuangan.

“Sampai sekarang literasi keuangan kita masih terbilang rendah yaitu 29,7 persen, sementara indeks inklusi keuangan Indonesia baru 67,8 persen. Artinya pemahaman masyarakat mengenai produk keuangan memang belum komprehensif,” jelasnya.

Untuk diketahui, BRI dan BNI sudah menyiapkan diri untuk menggarap bank metaverse dengan menggandeng WIR Group.

Kerjasama kedua bank BUMN dengan WIR Group ini untuk memberikan pengalaman baru kepada masyarakat yang membutuhkan layanan keuangan dengan memanfaatkan teknologi metaverse.

Nantinya kedua bank ini akan mendirikan kantor cabang virtual dengan beberapa layanan  yang bisa diakses oleh pengguna.

Seperti transaksi, pertukaran, hingga bisnis esensial perbankan, yakni menghimpun dana maupun menyalurkan kredit di dalam dunia metaverse tersebut. []